Bos Besar, begitu julukan yang diberikan para anak buah kepadanya, tak rela jika kursi miliknya diduduki oleh orang lain. Kursi itu berwarna hitam, dibuat dari kulit sapi, tampak cukup empuk. Bos Besar melarang orang lain duduk di kursinya bukan karena kursi itu mahal, atau punya riwayat yang bersejarah. Kejiwaan Bos Besar memang cukup unik, dia sering jatuh cinta pada benda-benda mati, kursi kulit sapi itu salah satunya.
Disclaimer : "Cerita Satu Paragraf" adalah fiktif. Jika ada kesamaan, itu hanya kebetulan semata.
Rabu, 20 Mei 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tulang Ayam dan Kucing
Tulang ayam yang berada di tong sampah menjadi incaran kucing-kucing kampung yang kelaparan. Mereka mengais sisa-sisa daging pada tulang-tu...
-
Lana menonton TV di ruang tengah sendirian. Dia mulai menonton sejak pukul 8 pagi setelah mandi. Hari ini dia libur sekolah. Rencana pergi ...
-
Industri rumahan milik Pak Budi sudah berjalan selama dua tahun. Pak Budi membuat keripik singkong dengan mempekerjakan para tetangga. Omset...
-
Cara pandang Iksan sering mengundang kontroversi, bertentangan dengan pandangan umum yang dianut orang-orang di sekitarnya. Meski begitu, Ik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar