Ibu Yati dan Mantan Suami

 Bulan depan Ibu Yati akan pergi ke Jakarta bersama adiknya. Mereka berdua akan menemui Pak Yunus, mantan suami Ibu Yati. Mereka akan melakukan pembicaraan dan negosiasi penting. Pembicaraan tersebut memang lebih baik dilakukan dengan tatap muka, bukan melalui telepon atau panggilan video. Apapun keputusannnya nanti, Ibu Yati sudah siap menerima segala risikonya.

Sawah dan Ladang Pak Tarno

 Sawah dan ladang milik Pak Tarno sangat luas. Sebagian sawahnya telah dijual untuk membiayai sekolah kedua anaknya. Kedua anak tersebut sekarang sudah bekerja dan Pak Tarno tidak lagi mengurus sawah dan ladangnya. Sawah dan ladang Pak Tarno sekarang disewakan ke orang lain untuk ditanami dengan sistem bagi hasil. Sebanyak 40 persen dari hasil panen akan diserahkan ke Pak Tarno.

Lahan Sawah Menyempit

 Jumlah petani semakin berkurang di desa ini. Banyak anak-anak dari seorang petani yang tak mau melanjutkan menggarap lahan milik orang tua mereka. Anak-anak itu lebih memilih pergi bekerja ke kota. Banyak lahan sawah yang dijual untuk memodali sang anak mulai bekerja di kota. Lahan sawah semakin menyempit. 

Rumah Lama Kosong

 Tiga orang menginap di satu rumah yang sudah lama tak berpenghuni. Rumah itu dibersihkan bertiga. Semua barang-barang kotor dibuang ke luar rumah. Dalam rumah menjadi kosong tanpa perabotan. Mereka bertiga kemudian menggelar tikar untuk istirahat. Meski sudah lama tak berpenghuni, tapi tak tampak seram. 

Mainan Mamat dan Udin

 Mamat suka bermain dengan Udin. Mainan yang merema mainkan bermacam-macam. Ada mainan yang mereka beli di pasar malam, ada juga yang mereka buat dari tanah liat. Mainan mereka beragam, namun tidak ada yang mahal karena kedua orang tua mereka pasti tidak akan mampu membelikan. Meski ala kadarnya, permainan mereka tidak pernah membosankan. 

Genangan Jalan Berlubang

 Hujan sejak pagi membuat jalan di depan rumah becek. Banyak genangan air yang menipu para pengendara yang lewat. Jalanan yang bolong jadi tak terlihat akibat adanya genangan. Banyak pengendara motor terjatuh. 

Mobil Farhan Ringsek

 Mobil Farhan hampir saja masuk jurang. Untung saja mobilnya menabrak pagar pembatas jalan. Cerita akan lain jika mobil sudah masuk ke jurang yang dalam itu. Farhan dan keluarganya masih selamat, hanya bagian depan mobil yang ringsek. Farhan baru saja pulang dari liburan di Pangandaran. Farhan bersyukur masih bisa selamat.

Ruang Tempat Diskusi

 Ada empat tiang di tengah ruangan yang menopang atap. Atap yang ditopang berbentuk limas berukuran sisi sepanjang 2 meter. Ruangan di bawah atap itu cukup menampung sekitar 5 orang untuk berdiskusi. Bangunan itu tidak dilengkap dinding luar, sehingga orang yang berada di bawah atap itu bisa memandang bebas ke halaman sekitar ruangan.

Jaka dan Hidupnya

 Jaka merasa hidupnya aman-aman saja. Tak ada gangguan keamanan selama ini. Tubuh Jaka juga terasa sehat tanpa pernah sakit berat. Umur Jaka sudah awal 40-an. Anak pertamanya sudah besar, akan masuk SMP. Anak keduanya masih kelas 3 SD. Jaka sangat menyukuri perjalanan hidupnya hingga saat ini. 

Wardi Ingin Sembuh

 Wardi sudah bisa makan sendiri. Minum juga bisa sendiri. Saat ini belajar berdiri dari kursi roda. Sudah bisa berdiri, namun hanya beberapa detik. Semangat Wardi patut diacungi jempol. Wardi ingin sembuh dan beraktivitas seperti dulu lagi. Keluarga mendukungnya.

Yeni dan Mawar Merah

 Yeni memetik bunga mawar merah di kebun Pak Jarot. Pak Jarot sudah mengizinkannya untuk mengambil bunga-bunga sebanyak yang dibutuhkan Yeni. Ada banyak jenis mawar di kebun Pak Jarot. Tapi favorit Yeni adalah mawar merah. Mawar merah yang dipetik Yeni akan disimpan di kamar hingga layu.

Gulai Kepala Kambing

 Kepala kambing itu terbungkus oleh plastik hitam dan dibawa Pak Tarno ke rumahnya. Pak Tarno akan mengolah kepala itu menjadi gulai kepala kambing. Gulai itu nanti akan disajikan nanti malam untuk dimakan bersama keluarga. Sudah lama keluarga Pak Tarno tidak makan gulai kepala kambing.

Herman Menunggu

 Herman sudah menunggu sejak satu jam lalu, namun orang yang ditunggu tak kunjung datang. Herman sudah berpindah tempat sebanyak tiga kali, dari menunggu di depan gerbang komplek, warung angkringan, hingga pos satpam komplek sebelah. Herman tak bisa menghubungi nomor kontak orang yang akan ditemuinya. Herman sudah berjanji satu minggu lalu saat bertemu bahwa hari ini dia akan menemuinya lagi.

Pak Cahyo Mudik

 Pak Cahyo berlebaran di rumah orangtuanya di Solo. Dia mudik dari Jakarta menggunakan mobil pribadi melalui jalan tol. Perjalanan di musim mudik kali ini memakan waktu lebih dari 12 jam. Padahal waktu normal perjalanan melalui jalan tol hanya memakan waktu 6 hingga 8 jam.