Kapak Warisan Kakek

 Kapak yang digunakan untuk menebang pohon itu adalah warisan dari Kakek. Sekarang kapak itu masih sering digunakan untuk menebang pohon-pohon besar dipinggir jalan, terutama pohon yang dianggap keramat dan tidak ada seorang pun yang berani menebangnya, maka Pak Mahmud yang akan menebang dengan kapak itu.

Sulis dan Semangkok Bakso

 Sulis tidak pernah makan bakso, bukan karena tidak mampu beli, tapi dia tidak suka melihat bentuk bakso. Dia merasa jijik dan heran kenapa banyak orang suka makan bakso. Suatu hari dia dibelikan bakso oleh adiknya, bakso itu tidak dimakannya, tapi diberikan ke tukang parkir di depan rumah. Kata tukang parkir, bakso itu sangat enak, tapi Sulis tidak percaya.

Gani Liburan ke Jawa

 Gani sekarang berada di pulau Jawa bersama kedua temannya. Mereka sedang berlibur menikmati suasana desa di Jawa Tengah. Gani dan kedua temannya adalah orang Palembang yang sebelumnya belum pernah menginjakan kaki di pulau Jawa. Waktu liburan selama 2 minggu mereka habiskan di Jawa Tengah, di daerah kakek dari salah satu temannya yang juga ikut liburan.

Pemilik Rumah Penggemar Bunga

Bunga mawar merah di depan rumah sudah banyak yang bermekaran, menambah keindahan rumah itu. Pemilik rumah menanamnya sejak lama. Pemilik rumah menggemari bunga, halaman depan rumah penuh warna-warni berbagai macam jenis bunga. Koleksi bunga sangat beragam, mulai dari pemberian tetangga, hingga membeli dengan harga jutaan rupiah. Bunga-bunga itu dirawatnya dengan telaten seperti anak sendiri. Pemberian air dan berbagai nutrisi tak pernah terlewatkan. Sehingga wajar jika bunga-bunga miliknya tumbuh indah.

Kamal Naik Pesawat

 Pesawat yang akan dinaiki oleh Kamal terlambat sekitar 30 menit, sehingga jam pemberangkatannya juga tertunda. Untung saja jadwal acara di kota tujuan berlangsung di malam hari. Meski pesawat Kamal terlambat, dia masih bisa menghadiri acara di malam itu. Tiket pesawat itu sudah dipesannya sejak dua bulan sebelum keberangkatan.

Malam Purnama

Malam ini sedang purnama dan langit begitu cerah. Cahaya bulan menerangi hutan. Anak-anak di tepian hutan bermain dengan riang gembira. Jika tidak purnama, malam cukup gelap untuk anak-anak bermain di luar rumah.

Menuju Kota Sidomukti

 Kota Sidomukti bisa dicapai dengan perjalanan darat dari Surabaya selama tiga jam. Di tengah perjalanan akan melewati jalanan berkelok membelah perbukitan. Sebagian jalan sudah teraspal, sebagian lagi masih berupa jalanan cor berbatu yang tidak mulus. Di Kota Sidomukti akan ada acara besar yang diadakan setiap akhir tahun di bulan Desember yang bertepatan panen raya.

Jembatan Rusak

 Jembatan di samping rumah sudah hampir rubuh. Pemda belum ada dana untuk memperbaikinya. Warga sekitar berinisiatif mencari dana sendiri untuk memperbaiki jembatan itu.

Alih Fungsi Gudang

 Gudang di depan rumah sudah lama tak diisi. Stock barang terhambat untuk masuk area ini karena jalan yang putus. Kemudia gudang itu untuk sementara dimanfaatkan sebagai lokasi parkir penduduk sekitar. Gudang cukup luas untuk menampung sekitar 30 mobil berukuran sedang. Setiap mobil yang parkir di gudang itu dikenakan tarif Rp200ribu per bulan, relatif cukup murah.

Orang Gila Lampu Merah

 Orang gila itu sudah sering mengemis di sekitar lampu merah. Meminta-minta ke pengendara yang lewat, baik itu motor, mobil, bahkan sepeda. Penampilannya lusuh dengan baju yang tak pernah ganti. Setiap pengendara yang berhenti di lampu merah dan didekatinya, maka reflek menahan napas atau menutup hidung. Aromanya memang sangat menyengat.

Tugas Pak Mamat

 Membuat sate tampak mudah. Namun membuat sate yang empuk dan enak memang butuh pengalaman. Setiap Idul Adha, Pak Mamat jadi juru kunci masakan sate yang mantap. Dia sering ditunjuk sebagai koordinator tukang masak daging di samping masjid yang akan dimakan bersama para warga. Pak Mamat adalah tukang sate kambing, tak heran jika dia ahlinya dalam menyate daging.

Qurban Kambing dan Sapi

 Parang sepanjang setengah meter sudah tajam terasah, siap menyembelih sapi dan kambing di halaman masjid. Hari ini lebaran qurban, tak kurang ada lima sapi dan tiga kambing yang siap dikorbankan dan daging dibagi-bagikan ke semua warga.

Huda Kelaparan

 Huda kelaparan dan belum ada makanan yang bisa dimakan di rumahnya. Dia pergi ke rumah tetangga, meminta dengan sangat sopan. Beruntung si tetangga dengan baik hati memberi makanan ke Huda. Huda berterimakasih ke tetangganya itu. Suatu hari dia berniat akan membalas kebaikan tetangganya itu.

Handoko Tak Nyenyak Tidur

 Tadi malam Handoko tak bisa tidur nyenyak. Dia masih memikirkan banyak hal. Hutang dia banyak dan akan jatuh tempo dua hari lagi. Uang sudah habis terpakai. Kemungkinan dia akan meminta keringanan sementara.

Beres-beres Rumah

 Rumah hari ini tampak rapi. Baru saja para anggota keluarga melakukan bersih-bersih. Membuang barang yang tidak penting. Semua yang berdebu dibersihkan, yang berantakan ditata kembali. Hasilnya sangat rapi dan semua puas.

Lana di Hari Libur

 Lana menonton TV di ruang tengah sendirian. Dia mulai menonton sejak pukul 8 pagi setelah mandi. Hari ini dia libur sekolah. Rencana pergi piknik ke Bandung dibatalkan, maka hari ini hanya di rumah saja. Setelah menonton TV, Lana berencana membaca komik yang baru saja dibelinya di toko buku Gramedia minggu kemarin. Ada 3 komik, dimana 1 komik adalah bonus ketika Lana membeli 2 komik yang lain.

Menuju Negara Gagal

 Banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Pengangguran meningkat drastis. Tindak kriminal sering terjadi. Orang-orang frustrasi atas kondisi ekonomi negara. Nilai mata uang turun drastis. Kekacauan dimana-mana. Negara diambang kehancuran dan menuju negara gagal.

Kampung Pak Danang

 Kampung halaman Pak Danang berada di Sumatera. Kampungnya sangat jauh dari kota. Perjalanan dari kota terdekat menuju kampung menggunakan mobil memakan waktu 5 jam dengan jalan yang belum mulus. Pak Danang pulang ke kampung biasanya setahun sekali jika punya cukup uang untuk pulang.

Warisan dalam Lemari

 Kunci lemari sudah diduplikasi dan disimpan oleh tiga orang berbeda yang tinggal di tiga tempat terpisah. Mereka masih bersaudara. Lemari itu baru bisa dibuka jika bersama-sama. Tidak ada yang tahu isi pasti di dalam lemari itu. Satu yang pasti adalah isi lemari akan diwariskan kepada tiga bersaudara pemegang kunci lemari tersebut setelah orang tua mereka meninggal dunia.

Pembelajaran Daring

 Lala sudah masuk sekolah lagi, meskipun secara daring. Pemerintah setempat belum mengizinkan sekolah tatap muka karena kasus infeksi yang masih relatif tinggi. Kebijakan ini demi keselamatan bersama. Sekolah daring ini setidaknya akan dilakukan selama 3 bulan ke depan dan perubahan kebijakan akan melihat perkembangan situasi. Jika telah kondusif, pembelajaran secara luring mungkin segera bisa dilaksanakan.

Gaya Hidup Sehat Dani

 Menjekang usianya yang menginjak empat puluh tahun, Dani masih tampak sangat muda dan bugar. Itu semua efek dari kegemaran Dani yang rajin olahraga dan makan makanan sehat. Dani sangat disiplin dengan pola makan dan bahan makanan yang masuk ke tubuhnya. Dia menghitung perkiraan kalori yang masuk ke tubuh dan seberapa banyak yang harus dibakar setiap hari. Dani juga disiplin untuk tidur secara teratur 6 hingga 8 jam dalam sehari.

Baju Baru Danang

Danang punya baju baru, akan dipakai minggu depan di acara pernikahan kakaknya. Temanya adalah warna gelap, maka Danang memilih warna hitam untuk bajunya. Bukan baju yang mahal, tapi sangat cocok buat Danang.

Berbeda-beda Tapi Akrab

 Para penghuni di kampung ini terkenal sangat toleran, saling menghormati dan membantu satu sama lain. Mereka semua berprinsip, kalau bisa memberi maka tak perlu meminta. Suku penghuni kampung sangat beragam, mulai dari batak, minang, jawa, sunda, bugis, hingga papua. Mereka semua bisa akrab meski ada perbedaan suku, ras, dan kadang bahasa. Kenyamanan ini semua terwujud karena kedewasaan dan kebijakan dari setiap individu. Terkadang juga timbul konflik, tapi selalu bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan konflik tidak berkepanjangan.

Antrian Air Bersih

 Kran air sudah dibuka sejak tadi pagi. Para pencari air bersih sudah mengantri panjang dengan membawa jerigen-jerigen kosong. Untung saja hari ini debit air di kran cukup kencang, sehingga antrian panjang bisa cepat terurai. Kadang ada pengantri yang tidak sabar dan ingin menyela antrian, merangsek ke depan tanpa peduli antrian. Tak jarang terjadi baku hantam.

Wanda Hobi Masak

Wanda sering memasak sendiri di dapur. Dia memasak bukan hanya untuk makan setiap hari, tapi juga menyalurkan hobinya. Dia bisa banyak berkreasi ketika memasak. Mulai dari bahan-bahan yang mudah di dapat di pasar tradisional, hingga bahan masak yang mahal impor. Masakannya hampir selalu enak, setidaknya menurut Wanda sendiri.

Ganang ke Klinik Kesehatan

 Ganang datang ke salah satu klinik kesehatan di kota tempat tinggalnya. Ketika sampai, dia langsung ambil nomor antrian dan mendapat antrian ke-50. Ganang akan sabar menunggu hingga tiba gilirannya bertemu dokter. Dia menceritakan semua keluhan kesehatan yang dialaminya selama seminggu terakhir. Mulai dari nyeri di bagian punggung, demam tinggi di sore hari, badan yang sering lemas, hingga penglihatannya yang mulai kabur. Dokter menyarankan agar Ganang beristirahat total selama seminggu ke depan.

Perkebunan Sawit

 Pepohonan di tengah hutan mulai ditebangi oleh orang-orang yang akan membuka perkebunan sawit. Selain ditebang, kadang juga dilakukan pembakaran agar lebih cepat. Bagian sebagian orang, perkebunan kelapa sawit itu merusak lingkungan dan membuat luasam hutan semakin berkurang.

Tukang Gali Kubur

 Penggali kubur itu kelelahan. Dia sudah menggali sepuluh lubang kuburan hari ini, sendirian. Lubang itu dipersiapkan untuk dua hari kedepan. Dalam dua hari biasanya sudah penuh dan si penggali kubur harus membuat lubanh kembali.

Resepsi Pernikahan

 Acara resepsi pernikahan minggu depan akan dibatalkan. Atau mungkin saja bisa dilanjutkan tapi dengan pembatasan tamu undangan yang boleh hadir. Peningkatan kasus yang signifikan menjadi pertimbangan. Pembatalan atau mungkin hanya pembatasan tamu demi kebaikan bersama.

Para Pendatang di Tepian Sungai

Para pendatang sudah menempati pinggiran sungai sejak dua puluh tahun yang lalu. Mereka mencari sumber makanan dari ikan-ikan yang ditangkap di sungai itu. Hasil kebun di panen oleh para pendatang dari kebun-kebun di sekitar sungai dengan lahan yang sangat subur. Hampir semua pohon bisa tumbuh di lahan ini. Para pendatang cukup sejahtera hidup di daerah ini. Sekarang ada sekitar lima puluh kepala keluarga di tepian sungai itu dan terus bertambah.

Bedeng-bedeng Ilegal

 Tanah di samping pasar sebenarnya milik pemerintah, tapi sekarang terdapat bedeng-bedeng ilegal yang dibangun tanpa izin. Pemerintah harus segera menertibkan sebelum mereka semakin nekat, seperti membuat bangunan permanen dari beton.